Sunday, November 22, 2015

Beli Rumah Indent? Ini Kelebihan & Kekurangan nya..





Layaknya membeli kendaraan bermotor, inden dalam membeli properti berarti pembeli tak bisa melihat langsung rumah/apartemen yang dibelinya. Dalam arti lain, pembeli perlu memesan serta membayar lebih dahulu meski barang properti tersebut belum dibangun. Merugikan atau menguntungkan?

Kabar terbaru menyatakan bahwa Bank Indonesia telah memperketat pembelian properti melalui proses KPR (Kredit Pemilikan Rumah) melalui peraturan yang diterbitkannya. Pada aturan tersebut tertulis, properti komersial (bukan subsidi) yang belum jadi/inden tak boleh di-KPR-kan.

Selain itu, pengembang juga perlu menjaminkan asetnya sejumlah pinjaman penerima KPR serta KPR juga baru bisa dikeluarkan jika kondisi bangunan sudah mencapai 80%.

Sekilas, kebijakan tersebut memang pro terhadap pembeli dan memberatkan pengembang. Padahal tidak juga, karena masyarakat bawah yang membutuhkan KPR untuk beli properti jadi agak kesulitan menerima kredit dari pengembang kecil.

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah kekurangan dan kelebihan saat harus membeli properti inden tersebut?

Kelebihan:
- Harga jual properti inden memang relatif lebih murah (harga perdana) karena bangunannya masih belum jadi. Bahkan kadang masih ada tambahan diskon guna menarik banyak pembeli sebagai modal pembangunan, jadi pengembang tak perlu berhutang di bank.
- Properti inden termasuk baik untuk investasi, karena harganya yang masih murah. Meski begitu, 1-2 tahun kemudian, setelah bangunan jadi, harganya bisa langsung melejit.
- Pembeli properti inden masih bisa memilih lokasi yang diinginkan.
- Pembeli akan merasakan kemudahan pembayaran. Biasanya, para pembeli pertama diberi kemudahan seperti DP bisa dicicil dan sebagainya.

Kekurangan:
- Kemungkinan besar untuk ditipu. Ada beberapa pengembang nakal yang karena produk tersebut tidak laku, mereka lantas tak jadi membangun dengan tidak mengembalikan uang konsumen.
- Tak tahu bentuk. Akibat bangunan yang belum jadi, pembeli hanya menerka-nerka seperti apa bentuk bangunannya, tidak jarang hasilnya tak sesuai ekspektasi.
- Sulit mendapat kredit dari bank. Sesuai dengan kebijakan terbaru BI mengenai pengetatan KPR inden, pembeli jadi sulit mendapat pinjaman untuk properti yang belum jadi.
- Masih sepi. Dikarenakan membeli di saat bangunan belum jadi, ketika menempati pun, komunitas di area tersebut masih belum terbentuk dan terkesan sepi.

Monday, November 16, 2015

Hindari Kesalahan Ini Saat Mengajukan KPR





Membeli rumah dengan uang tunai masih sangat sedikit diterapkan oleh para pembeli rumah pertama. Biasanya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) akan menjadi jalan pintas untuk mendapatkan pembiayaan rumah.

Sayangnya tak sedikit orang yang melakukan kesalahan saat ingin melakukan pengajuan KPR. KPR akan dapat dengan mudah diterima jika Anda sudah melengkapi segala persyaratan formal yang dibutuhkan.

Namun tak jarang pula meskipun sudah mendatangi bank dengan persyaratan lengkap, permintaan KPR tetap ditolak.

Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa kesalahan. Meskipun terjadi tanpa disadari, namun tak ada salahnya jika Anda sebagai calon pemohon KPR menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi seperti berikut ini:

Tidak Melengkapi Berkas Administrasi
Pastikan anda sudah melengkapi semua berkas administrasi yang diminta atau disyaratkan oleh pihak Bank. Biasa nya berkas administrasi yang lengkap akan mempercepat dan mempermudah proses persetujuan KPR anda.

KPR Saat Usaha/Pekerjaan Dilanda Krisis
Pastikan Anda memiliki asupan dana yang masuk secara rutin saat ingin melakukan KPR. Jangan sampai Anda mengajukan KPR saat bisnis Anda sedang dalam kondisi krisis ataupun pekerjaan Anda tidak memiliki pemasukan rutin. Bank akan percaya dan memberikan pinjaman kepada Anda yang mampu membayar cicilan.

Tidak Meminjam dalam Jumlah Besar
Jangan ragu untuk meminjam uang dengan jumlah yang besar dengan jangka waktu terlama. Pengembalian uang dengan jangka waktu yang lebih panjang akan meringankan pemohon KPR mengingat harga properti yang kian menanjak namun cicilan akan tetap sama.

Tabungan Bergantung Pengeluaran
Jangan buat tabungan Anda bergantung pada jumlah pengeluaran bulanan Anda. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi penilaian bank atas permohonan KPR Anda. Bank akan tetap memperhatikan jumlah penghasilan Anda setiap bulannya dan tidak memberikan penilaian tersendiri atas pengeluaran Anda.

Lolos KPR karena Koneksi
Bank akan menerima permohonan KPR Anda sekalipun Anda tidak memiliki koneksi orang yang Anda kenal di bank tujuan Anda. Bank telah memiliki sistem dan aturan yang terbuka bagi siapapun.

Foto Terbaru 16 November 2015

Foto Terbaru 16 November 2015

Progress Blok D 17 - 20
 


Progress Blok D 6 - 10






Pembuatan Sumur Bor


Pembuatan Benteng/Bronjong batas tanah





Sunday, November 15, 2015

Perhatikan Ini Bila Membeli Rumah di Perumahan




Beberapa orang memilih untuk membeli rumah di kompleks perumahan. Namun membeli rumah tentu membutuhkan banyak pertimbangan.

Berbagai penawaran yang Anda dapatkan dari pengembang, broker, atau pemilik rumahnya langsung, harus Anda pikiran baik-baik agar tidak salah melangkah.

Berikut ini terdapat enam hal penting yang perlu Anda perhatikan saat memilih rumah di kompleks perumahan.

1. Pengembang
Biasanya, rumah yang dipasarkan oleh pengembang properti masih dalam kondisi belum dibangun. Ini sama saja Anda membeli “janji” pengembang pada saat membeli rumah tersebut karena fisik rumahnya belum jadi.

Untuk itu, Anda harus hati-hati dengan mencari tahu latar belakang pengembang perumahan apakah pengembang tersebut bisa dipercaya, seperti apakah selalu tepat waktu saat serah-terima rumah pada proyek sebelumnya, serta apakah sertifikat atas rumah juga tepat waktu diberikan kepada pembelinya.

2. Masterplan Proyek
Pengembang perumahan pasti punya master plan yang menjadi tema keseluruhan proyek perumahannya. Dengan adanya master plan, arah pembangunan proyeknya menjadi jelas sehingga bisa menjadi identitas proyek dan menjadi bahan promosi pengembang.

Untuk itu. Anda perlu mempelajari dengan baik master plan pengembang untuk mendapatkan gambaran besar atas kawasan perumahan yang akan Anda tempati.

3. Suplai Air Bersih
Pasokan air bersih sudah menjadi masalah klasik di perumahan. Pastikan rumah Anda nanti akan mendapatkan suplai air bersih yang cukup, baik itu dari perusahaan air minum daerah (PDAM) atau bisa juga dengan mengandalkan air sumur.

4. Fasilitas Umum
Pastikan kompeks perumahan yang Anda incar menyediakan sejumlah fasilitas umum dan sosial yang memadai. Misalnya pengelolaan air limbah, sistem keamanan, kolam renang, taman, tempat ibadah, sekolah, tempat kesehatan, dan sebagainya. Semakin banyak fasilitas umum yang tersedia, semakin besar peluang Anda untuk memperoleh keuntungan modal.

5. Kualitas Estate Management
Kualitas yang perlu Anda perhatikan tidak hanya mengenai kualitas fisik bangunan rumah, tetapi juga kualitas jalan, dan lingkungan di kompleks perumahan. Itulah kira-kira ruang lingkup yang menggambarkan Estate Management.

Jadi penting untuk mengetahui apakah pengembang menerapkan Estate Management sehingga pengembangan kompleks perumahan di masa mendatang tidak berubah dari master plan atau kawasan perumahan tidak beralih fungsi dari rencana awalnya.

Dengan menerapkan Estate Management, maka rumah Anda bisa menjadi nilai tambah untuk investasi di masa depan.

6. Kondisi Warga
Anda juga perlu memperhatikan kondisi warga di kompleks perumahan. Warga yang mau bekerja sama untuk menangangi kebutuhkan lingkungan akan membuat lingkungan menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali.

Wednesday, November 11, 2015

Biaya KPR Bank Selain Cicilan





Membeli properti melalui sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tak melulu hanya memikirkan biaya cicilan per bulannya. Namun setiap pembeli juga harus memperhatikan perihal surat bukti kepemilikan serta biaya-biaya tambahan yang ada saat pembelian.

Surat-surat bukti properti tidak selamanya tersedia sesuai keinginan pembeli. Ada saja surat-surat yang belum ditingkatkan statusnya sehingga membutuhkan banyak biaya tambahan guna membuat status kepemilikan properti yang tercantum pada surat menjadi lebih terpercaya.

Misalnya seperti sertifikat HGB (Hak Guna Bangunan) yang ingin ditingkatkan menjadi SHM (Sertifikat Hak Milik). Hal tersebut tentu tidak dilakukan secara gratis, pembeli rumah perlu menyiapkan biaya ekstra yang mungkin saja hadir di awal.

Tak hanya itu, beberapa biaya ekstra lainnya juga perlu dipersiapkan sebelum membeli rumah. Apa saja biaya tersebut?

Biaya Bank
Saat Anda melakukan KPR sudah tentu Anda akan berhubungan dengan pihak bank. Bahkan beberapa pengembang properti telah mempercayakan proses KPR dengan bank pilihannya.

1. Biaya Appraisal: biaya pengecekan sertifikat tanah dan harga jual properti disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku. Pengaju kredit biasanya akan dikenakan biaya sebesar Rp 300.000 hingga Rp 750.000. Selanjutnya peminjam pun perlu membayar administrasi bank kira-kira sebanyak Rp 250.000–500.000 atau bisa dilihat dari presentasi total pinjaman. Ada juga biaya provisi bank yang perlu disisihkan sebanyak 0,5–1% dari total pinjaman.

2. Biaya asuransi jiwa (sebesar 1-2% dari total pinjaman) dan asuransi kebakaran (sebanyak 1% dari total pinjaman).

Biaya Notaris
Biaya notaris tidak akan lepas dari proses jual beli yang dilakukan karena pihak notaris akan membantu pengurusan berbagai sertifikat dan akta jual beli. Notaris akan membantu proses pemeriksaan sertifikat, perjanjian kredit, AJB (Akta Jual Beli), biaya balik nama, dan APHT (Akta Pembebanan Hak Tanggungan). Biaya notaris akan berbeda di setiap daerah.

Biaya Pajak
Anda juga perlu membayar pajak. Pajak untuk pembeli properti dikenal dengan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan). Biaya pajak sejumlah 5% dikali besarnya NJOPTKP (Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak). Nilai NJOPTKP akan berbeda di setiap daerah tergantung kebijakan pemerintah di daerah tersebut.

Sumber :